Bukan karena saya perempuan, saya berani mengatakan perempuan itu kuat, cerdas, berani dan peduli. Perempuan yang tidak kuat (baca: lemah), tidak cerdas (baca: bodoh), tidak berani (baca: penakut) dan tidak peduli (baca: tidak acuh) adalah hasil konspirasi yang mendehumanisasi perempuan.
Kalau ada yang (berani) bilang bahwa perempuan itu mahluk yang lemah, bodoh, penakut dan acuh – suruh dia melihat perempuan-perempuan di Bali. Sementara para laki-lakinya kebanyakan duduk dan melukis atau nongkrong sambil menyabung ayam – para perempuan Bali justru berjalan jauh naik tebing, mencari dan mengangkuti batu yang kadang-kadang beratnya sampai delapan kilo gram. Batu-batu itu lalu dijual untuk diukir (oleh para lelaki). Kalau melihat para perempuan di Bali terlalu makan ongkos, bisa berkunjung ke tulisan mengenai perempuan Bali.
Tapi sebenernya sih, saya tidak setuju kalau fisik selalu dijadikan alat mengukur kekuatan, kecerdasan, keberanian dan kepedulian.
Moral dan emosional barangkali juga bisa dijadikan tolak ukurnya.
Misalnya, berapa banyak sih perempuan yang berani bilang ke suaminya kalau dia enggak dapet (orgasme) waktu make love? Malah, banyak perempuan yang bahkan nggak berani ngomong kalau selama make love (vaginanya) sakit. Berapa banyak sih perempuan yang kuat melawan mitos (dan pandangan miring) masyarakat kalau dia memutuskan untuk berani bersuara (dan jujur)? Berapa banyak juga perempuan yang kuat melawan arus dengan memutuskan untuk berani bersuara karena mereka peduli?
Menurut saya – Luh De dan Ika Widari – adalah dua orang perempuan Bali yang dengan cerdas menunjukkan keberanian mereka bersuara karena mereka peduli (oh ya, mereka adalah perempuan-perempuan yang kuat lho). Cerdas karena mereka bersuara lewat blog, berani karena bersuara melawan mitos, peduli karena berbagi.
Blognya Luh De dan Ika Widari nggak membahasa hal-hal ribet mengenai CARA buat atau permak blog. Kalau mau cari gimana cara download widgets atau pengalaman pake ubuntu di blog mereka berdua, wah – salah alamat! Blognya Luh De dan Ika Widari seperti buku cerita, yang kebanyakan isinya tentang pengalaman mereka sebagai perempuan.
Luh De, misalnya, berani lho menceritakan kebingungannya waktu harus memilih alat kontrasepsi (dan ternyata banyak perempuan yang juga bingung gimana mesti milih alat kontrasepsi). Ika Widari beda lagi, berani bersuara jangan menjauhi ODHA (Orang Dengan HIV AIDS), tapi virusnya!
Saya belajar banyak sekali ketika membaca blog mereka berdua. Belajar untuk berani bersuara. Belajar menjadi kuat melawan arus utama yang mementingkan “kepantasan” dibanding “kejujuran”. Bersuara lewat blog adalah hal yang luar biasa – terutama untuk perempuan. Suara perempuan suara yang indah. Suara perempuan adalah kepedulian dan memberdayakan. Mari perempuan, bersuara dan berbagi cerita lewat blog.
====================================================
βIn the different voice of women lies the truth of an ethic of care, the tie between relationship and responsibility, and the origins of aggression in the failure of connection.β
(Carol Gilligan)
Mbak Titut yang baik,
Saya tidak bilang kalau saya lebih pintar dari seorang calon PhD…
Tapi rasanya
acuh = peduli, tak acuh = tidak peduli
Well, entahlah, saya sudah alam tidak ikut pelajaran bahasa Indonesia π
eh, iya bener! aku yang salah!
wah, aku tidak jarang ingat kalau sedang mau jadi PhD lho huhuhu
*mari kita lupakan fakta mengerikan itu ya*
I am just a mom, a (best)friend, a traveler, a want-to-know, a bath-room singer, a whinger in a blog. A geek. hahahaha
tuh kan – mau ngomong jarang ingat aja
jadi “tidak jarang”
huaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
maksudnya:
aku jarang ingat kalau mau jadi Phd
maap sekali lagi yakkk
Yang pasti antara perempuan dan laki-laki masing-masing punya kelebihan sendiri2 tul gak? entah itu di Bali atau dimana aja.
salam dari pernikahan adat Indonesia
Wah, gini jadinya kalau udah asyik liburan π
HA? Liburan????
I prefer stay in my unit there, being presence for Gita *kangen berattttttttttttttt sama Gita*
Well, everyone just need vacation π
Why didn’t you bring Gita along?
ingin. tapi kasihan. kalau kamu ikut, aku bisa titip!
hwahwahwahwahwa
Nitip…? Sabar, nanti kalau ada Bli Andi, saya titip ke beliau π
Lha, padahal di jogja banyak tempat seru (hi hi, anak rumahan sok tahu).
tempat seru? apa itu?
(cepet2 booking hotel)
Hmm…, gramedia… toga mas… gramedia lagi π
hahaha… salah satu yang penting soal orgasme ya. Kadang kita ingin berontak, tapi cenderung menjelek-jelekkan lawan jenis. ini sering kubaca di novel2 sastrawan perempuan tersohor di indonesia. we dont need that. salam untuk si kecil di aussie..
mungkin karena sudah tidak tahu lagi gimana cara bersuara kali π
*saking sudah gemez*
andai banyak perempuan menyuarakan suaranya di blog.. pasti banyak suami yg kegiatannya di internet termenung2 melihat2 blog istrinya π
heh? termenung2 (saja?)
jangan dong, ah!
mungkin kalau (banyak) perempuan bersuara dan berbagi, akan (lebih) banyak lagi yang ikutan! HORE!
perempuan Bali memang hebat, mereka sungguh kuat dan tangguh.
dari awal aku selalu kagum sama para pedagang di pasar sukawati misalnya, yang sebagian besar adalah perempuan. sungguh hebat
π pasti kamu juga perempuan yang hebat!
blognya aja keren. terimakasih ya sudah berkunjung π
salam kenal!
Halo mbak Titut… makasih banyak2 udah main ke blog saya yaaa hehehehe π maaf baru bisa berkunjung sekarang…
Btw Perempuan Bali (atau perempuan2 lain di Indonesia ini) memang kuat. Pernah ada yang ikutan lomba foto di Blogfam (www.blogfam.com) itu, dia mengikutsertakan foto Perempuan Bali yang lagi ngecat/bikin bangunan… suer! Hehehe…
hai hai hai hai! *senang*
tidak usah maaf! π
aku mau ke ende, mengunjungi mu
*dan danau kalimutu*
bolehkah? emailku: dek_titut@hotmail.com
peluk. salam kenal.
eh beneran juga.. perempuan Bali emang te o pe..
terkenal dengan hardworker (kayaknya..) π
udah ngunjungin 2 blog yang di mention.. top!
ha? kamu juga perempuan, dan juga hebat!
*eh, saya juga hehehehe*
wah postingan yang ini “mbak titut banget” π
hahahaha apa itu “mbak titut banget”
riwil ya?
riwil itu apa?
itu mbak, kan kalo di kom kalo mau nge-refer topik tentang perempuan langsung kepikirannya mbak, hihihi
riwil itu rewel, whingy, tukang komplen, tukan protes, titut ituuuu
hehehe.. iya emang.. jadi perempuan tuh bener2 gak gampang… fiufhh.. *ngelap kringet n ngelus2 bathin*
secara fisikpun mereka bs lbh kuat drpd laki laki dan sy hrs akui eyang putri saya sampai saat ini msh mengangkat kayu bakarnya sendiri dan kelihatannya beliau lebih kuat dan teguh drpd saya
jadi inget mbah yang pagi-pagi udah ke kebun untuk memetik sayur mayu dan dibawa ke pasar untuk dijual…
sementara pekak (kakek) pergi metajen (sabung ayam)..
hehehehe
hallo,.. salam kenal ya,..
makasih atas infonya .. ^^